Mind Posting

Dreams Only Good When It Is Fullfiled...

Name:
Location: Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Monday, September 25, 2006

Air Asia dan Blue Bird


Ada dua persamaan yang saya lihat dari dua perusahaan ini, yaitu mereka fokus dan menguasai betul seluk beluk manajemen perusahaan mereka.

Air asia, sangat mengerti bagaimana manajemen Low Cost diterapkan, mereka tidak melakukan print out tiket seperti maskapai penerbangan pada umumnya, tidak menginapkan crew ditempat tujuan, crew pesawat multi fungsi dan masih banyak bentuk efisiensi, yang bisa membuat cost tetap low dan margin profit tetap tinggi. Bandingkan dengan Garuda Citilink, yang saya ketahui saja untuk rute bandung-batam, Tiket menggunakan tiket convensional yang konon harganya 3 dolar per tiket, jadi bandingkan jika sama sama mengangkut 1 juta penumpang per tahun, sudah ada selisih 3 juta dolar, rasio karyawan garuda adalah 100 karyawan per satu pesawat, sehingga bisa dibayangkan bahwa rugi adalah wajar untuk garuda.

Blue bird sendiri, sangat mengerti tentang tatacara pelatihan dan pembinaan karyawan, mengerti bagaimana menjaga standard teknis armada mereka, mereka tahu berapa persisnya armada mereka berjalan dengan atau tanpa penumpang, tahu persis ratio bensin per armada. Hal ini dimungkinkan dengan maksimalisasi teknologi informasi, Blue bird menampung semua parameter yang dibutuhkan untuk menganalisa performance usaha. Ini adalah kesamaan kedua antara dua perusahaan ini, dua duanya memaksimalkan teknologi informasi.

Di tatanan regional Asia Tenggara, saya melihat kedua perusahaan ini memiliki manajemen yang paling solid di bidangnya masing masing. Bedanya Air Asia memiliki ambisi untuk merambah asia tenggara, sementara Blue Bird masih berkutat di negara sendiri, padahal dari sisi kapabilitas, blue bird akan mampu memimpin juga bila perusahaan ini katakanlah berekspansi ke Singapore, Malaysia dan Thailand, walalu ini didasarkan pada asumsi pribadi saya bahwa taksi taksi di negara tersebut memiliki kualitas layanan di bawah Blue Bird.

Dengan kapasitas manajemen sebaik ini, adalah hal yang dahsyat juga apabila Blue Bird mendapatkan previledges dari pemerintah, saya yakin Blue Bird akan mampu menyaingi Indonesia Air Asia, yang hanya tinggal menunggu waktu untuk menjadi yang terbesar, Blue Bird akan mampu menjadi operator monorel atau subway di kota kota besar, bahkan saya yakin juga any of Blue Bird Director akan mampu menjadi Regulator Perhubungan.

Air Asia bisa besar kana faktor visi Mahathir Mohammad, yang memberikan peluang kepada Tony Fernandez untuk membeli 1 maskapai pemerintah yang rugi ratusan milyar dengan nilai pembelian perusahaan sebesar 1 ringgit saja (Rp. 2300). Dan saat ini Visi Mahathir telah terbukti. Air Asia bisa menjadi perusahaan Low Cost Airline terbesar di Asia Tenggara, bahkan Asia baik dari sisi Armada, Manajemen dan Profitabilitas.

Sementara kita memiliki perusaaan berpotensi seperti Blue Bird, yang mampu mandiri tanpa insentif dari pemerintah, kenapa tidak dimanfaatkan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home